Sabtu, 13 Desember 2014

Makalah hadits



Khoirul al-Aml
MAKALAH
 Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Hadits
 Dosen Pengampu : Titik Rahmawati, M.Ag

Disusun Oleh :
Indana Zulfa                                   (133311029)
Durrotun Nafisah                           (133311036)
Prahesti Ainun Najmi                    (133311039)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014 


   
I.       PENDAHULUAN
Banyak orang mengartikan amal adalah semua perbuatan yang baik, namun yang sebenarnya arti dari amal adalah perbuatan yang baik maupun buruk. Banyak orang yang mengartikan dan memahaminya bahwa amal adalah perbuatan yang baik yang dilakukan oleh manusia dan amal itu berupa sholat, zakat, puasa, dan haji. Ini merupakan pemahaman yang sangat tidak sesuai dengan arti yang sebenarnya dari amal itu sendiri. Amal bukan lah perbuatan baik yang hanya dilakukan manusia terhadap Allah semata, melainkan cakupannya lebih luas dari itu. Amal juga perbuatan yang baik maupun buruk yang dilakukan manusia terhadap sesama manusia pula.
Dengan adanya masalah ini, pemakalah akan mencoba memaparkan apa itu amal dan kriteria amal itu seperti apa saja, sehingga dengan adanya penjelasan dari pemakalah agar dapat mengubah pemikiran mengenai amal yang selama ini sangat melenceng dari makna yang sebenarnya.

II.     RUMUSAN MASALAH
A.  Apa pengertian dari khoirul al-Aml?
B.  Apa saja kriteria dan penerapan dari khairul al-Aml yang wajib dimiliki muslim?
C.  Apa saja keutamaan amal ?

III.   PEMBAHASAN
A.    Pengertian Amal
Nama khoir berasal dari Arab (Islam), dengan huruf awal K dan terdiri atas 5 huruf. Kata khoir memiliki pengertian kebaikan.[1]
A’mal, adalah jamak dari kata ‘amal. Sudah dijelaskan, bahwasanya lafal jamak yang ber-al (beradat takrif), dipandang memfaedahkan hashr. Maka makna ‘amal, ialah gerakan dari tubuh seluruhnya atau sebagainya. Masuk ke dalam perkataan ‘amal gurisan hati. Karena itu, diartikanlah ‘amal dengan : “Mewujudkan sesuatu pekerjaan, baik ucapan, baik perbuatan anggota, ataupun perbuatan hati. ”Perbuatan anggota tubuh, bukan anggota hati, seperti niat.”[2]
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, amal diartikan sebagai perbuatan (baik atau buruk).[3] Kata amal artinya pekerjaan. Dalam bahasa Arab kata amal dipakai untuk semua bentuk pekerjaan. Tidak seperti anggapan sebagian masyarakat Muslim, yang mengembalikan kata amal dengan kata ibadah dan memahaminya sebatas kegiatan ritual seperti pergi ke masjid, membaca Alquran, shalat, puasa, haji, zakat, sedekah, dan sebagainya.
Dalam Alquran, kata amal terbagi kepada 'amalus-shalih (pekerjaan baik) dan 'amalun ghairus-shalih (pekerjaan yang tidak baik). 'Amalun ghairus-shalih disebut pula dengan 'amalus-sayyi-ah (amal salah), termasuk pula ke dalam kategori ini 'amalus-syaithan (pekerjaan setan) dan 'amalus-mufsidin (pekerjaan pelaku kebinasaan). Umat Islam diperintah melakukan 'amalus-shalih dan wajib menjauhi‘amalus-sayyi-ah.[4]
Allah SAW berfirman:
`tB uä!%y` ÏpoY|¡ysø9$$Î/ ¼ã&s#sù ׎öyz $pk÷]ÏiB ( `tBur uä!$y_ Ïpy¥ÍhŠ¡¡9$$Î/ Ÿxsù tøgä šúïÏ%©!$# (#qè=ÏHxå ÏN$t«ÍhŠ¡¡9$# žwÎ) $tB (#qçR%x. šcqè=yJ÷ètƒ ÇÑÍÈ  
Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, Maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, Maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. Al-Qashash: 84).[5]

Amal saleh atau khoir al-Aml yaitu mengerjakan suatu perbuatan yang baik, dengan niat karena Allah dan hanya mengharakan ridha- Nya. Amal saleh termasuk perintah Allah karena dengan beramal saleh maka akan tercipta kehidupan yang tentram dan bahagia. Amal saleh adalah perbuatan atau sikap yang harus di miliki oleh setiap muslim.[6]
Amal shaleh maksudnya adalah berusaha melakukan perbuatan baik, berupaya membantu saudaranya yang ditimpa musibah dan meringankan persoalan yang terjadi. Amal shaleh adalah melakukan pekerjaan baik yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain berdasarkan ikhlas karena Allah semata.[7]
Contoh hadist mengenai amal shaleh  adalah sebagai berikut:

عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ اْلجُهَنِّىِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ فَطَّرَ صَا ئِماً كَانَ لَهُ مِثْلُ اَجْرِهِ غَيْرَ اَنَّهُ لاَ يَنْقُضُ مِنْ اَجْرِ الصّا ئِمِ شَئٌ (رواه الترمذى)

Dari Zaid bin Khalid al-Juhanny ra. Dari Nabi SAW. Beliau bersabda: “Barang siapa yang memberi buka orang yang berpuasa, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu dengan tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa itu”. (HR. Turmudzi).

Memberi buka orang yang berpuasa adalah merupakan suatu keberuntungan yang besar bagi siapa saja yang mau memberikan sekedar makanan atau minuman untuk berbuka orang yang berpuasa. Ia akan memperoleh pahala seperti pahala orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikit pun dari pahalanya itu, disamping para malaikat juga ikut mendoakan.[8]

B.    Kriteria amal-amal baik yang wajib dimiliki oleh setiap muslim adalah sebagai berikut:
Berikut Amal saleh yang wajib di miliki oleh setiap orang muslim :
1.     Bertakwa Kepada Allah
Bertakwa adalah menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Hal ini seperti yang di jelaskan Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 197, " Berbekal lah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa".
Berikut adalah ciri-ciri dari orang yang bertaqwa antara lain:
a.      Sabar dalam menghadapi segala cobaan dari Allah.
وَ عَنْ اَبىِ يَحْيَ صُهَيْبِ بْنِ سِنَا نٍ رَضِيَ ا للَّهُ عْنْهٌ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّهُ ص.م عَجَبًا ِلاَمْرِ المُؤْمِنِ اِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَ لَيْسَ ذَلِكَ ِلأَ حَدٍ اِ لاَّ لِلمُؤْ مِنِ إِ نْ اَصَا بَتْهُ سَرَّا ءُ شَكَرَ فَكَا نَ خَيْرًالَهُ ، وَإِنْ اَصَا بَتْهُ ضَرّاَءُ صَبَرَ فَكَا نَ خيْرًالَهُ (روه ا مسلم )

Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan ra., ia berkata : Rasulullah SAW. bersabda:“Sangat menajubkan bagi orang mukmin, apabila segala urusannya sangat baik baginya, dan tidak akan terjadi bagi seseorang yang beriman, kecuali apabila mendapatkan kesenangan ia bersyukur, maka yang demikian itu sangat baik, dan apabila ia tertimpa kesusahan ia sabar, maka yang demikian itu sangat baik baginya”. (HR. Muslim)[9]

b.     Istiqomah di jalan-Nya.   
عَنْ اَبِى عَمْرٍو وَقِيْلَ اَبِى عَمْرَةَ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللَّهِز قُلْ لِى فِى اْلاِسْلاَمِ قَوْلاً لاَاَسْاَلُ عَنْهُ اَحَدًا غَيْرَكَ قَا لَ : قُلْ : اَ مَنْتُ بِا للّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ. (روه امسلم)
Dari Abu Amr, ada yang mengatakan Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdullah ra. Berkata: “Aku berkata kepada Rasulullah: “Ya Rasulallah, ajarkan kepada ku satu ucapan yang mencakup tentang Islam, yang mana aku tidak akan bisa menanyakan kepada selain Engkau”. Beliau menjawab: “Katakanlah aku beriman kepada Allah, lalu teguhlah kamu dalam pendirian mu itu”. (HR. Muslim)[10]

c.       Memegang amanah dan menepati janji.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللّهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُوْلَ اللّهِ ص.م قَالَ : اَيَةُ اْلمُنَافِقِ ثَلاَثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَاِذَا اٌؤْمِنَ خَانَ. متفق عليه. وَفىِ رِوَايَةٍ : وَإِنْ صَامَ وَصلىَّ وَزَعَمَ أنَّهُ مٌسْلِم.

Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda : “ tanda-tanda orang munafik itu ada tiga yaitu : apabila berkata ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari dan bila dipercaya ia berkhianat.” (HR. Bukhori dan Muslim)[11]

2.     Birrul Walidain (patuh terhadap orang tua)


وَعَنْ أَبِى عَبْدِ الرَّحْمَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَا لَ : سَأَلْتُ النَّبِىَ ص.م أَىُّ اْلعَمَلِ أَحَبُّ إِلىَ اللَّهِ (تَعَلىَ) ؟ قَالَ : الصّلاَةُ عَلىَ وَقْتِهَا ، قُلْتُ : ثُمَّ أَىُّ ؟ قَالَ : بِرُّالوَالِدَيْنِ ، قُلْتُ : ثُمَّ أَىُّ ؟ قَالَ : اْلجِهَا دُ فِى سَبِيْلِ اللّهِ. متفق عليه.

Abdullah bin Mas’ud ra. Berkata: Saya bertanya pada Rasulullah SAW: Apakah amal perbuatan yang lebih disukai oleh Allah? Nabi: berbakti pada kedua ayah bunda. Saya bertanya, kemudian apalagi? Jawabnya: jihad (berjuang dalam jalan Allah atau untuk agama Allah). (Bukhari Muslim).[12]

3.     Berbuat baik kepada sesama manusia
وَعَنْ أَبِى مُوسىَ الأَشْعَرِىِّ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص.م : إِنَّ اْلأَشعَرِ يِّيْن إِذَا أَرْمَلُوا فِى اْلغَزْوِ أَوْ قَلَّ طَعَا مَ عِيَا لِهِمْ بِا لمَدِيْنَةِ جَمَعٌوا مَاكَا نَ عِنْدَهُمْ فىِ ثَوْبٍ وَاحِدٍ ثُمَّ ا قْتَسَمُوهُ بَيْنَهُمْ فِى إِنَا ءٍ وَاحِدٍا بِالسَّوِيَّةِ فَهُمْ مِنّى وَأَنَا مِنهُمْ. متّفق عليه.

Abu Musa ra. Berkata : Rasulullah SAW. bersabda : sesungguhnya kaum Asy’ary apabila persediaan mereka dalam peperangan hampir habis atau makanan bagi keluarga mereka sudah berkurang, segera mereka mengumpulkan semua persediaan dan sisa-sisa makanan itu dalam satu kain kemudian membagi di antara mereka sama rata. Merekalah dari golonganku dan saya dari golongan mereka. (Bukhori, Muslim).[13]

C.    Keutamaan Amal
عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ ص.م أَنَّ رَسُوْلَ اللّهِ ص.م سُئِلَ أَيُّ العَمَلِ أَفْضَلُ ؟ فَقَلَ : إِيْمَا نٌ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ قِيْلَ ثُمَّ مَاذَا ؟ قَالَ : اْلجِهَادُ فِى سَبِيْلِ اللّهِ ، قِيْلَ : ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ : حَجٌّ مَبرُورٌ. (أخرجه البخاري في :۲ كتاب الإيمان : ۱۸ – باب من إن الإيمان هو العمل )
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw. ditanya tentang islam: “ amal apakah yang paling utama? Maka Rasulullah SAW. menjawab; “ Iman kepada Allah dan Rasul-Nya’’. Lalu apa?’’ Beliau menjawab; “ Al-jihad fi sabillilah (berperang di jalan allah).’’ Lalu di Tanya lagi; Kemudian apa lagi?’’ Jawab beliau Saw.;’’ Haji mabrur’’. (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab k-2 kitab Iman, Bab ke-18 bab tentang Orang yang berkata bahwa Iman adalah Amal).

عَنْ أَبي ذَرٍّ ص.م قَالَ : سَأَلْتُ النَّبِيَّ ص.م أَيُّ العَمَلِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ : إِ يْمَانٌ بِاللّهِ وَجِهَادٌ فِي سَبِيلِه، قُلْتُ فَأَيُّ الرِّقَا بِ أَفْضَلُ قَالَ أَ عْلاَهَا ثَمَنًا وَاَنْفَسُهَا عِنْدَ أَهْلِهَا قُلْتُ فَإِنْ لَمْ أَفْعَلْ قَالَ تُعِينُ ضَا يِعًا أَوْ تَصْنَعُ لِأخْرَقَ قَالَ فَإِنْ لَمْ أَفْعَلْ قَالَ تَدَعُ النّاسَ مِنْ الشَّرِّ فإِ نَّهَا صَدَقَةٌ بِهَا عَلىَ نَفْسِكَ. (أخرجه البخاري في :   ۳۹- كتاب العتق :     ۱۸- باب أي الرقاب أفضل )
Dari Abu Dzar ar. Ia berkata: Aku bertanya kepada Nabi SAW: “Amal apakah yang paling utama?”. Beliau menjawab: “Iman kepada Allah dan jihad di jalan-Nya”. Kemudian aku bertanya lagi: “Pembebasan budak manakah yang paling utama?”. Beliau menjawab: “Yang paling tinggi harganya dan yang paling berharga hati tuannya”. Aku berkata: “Bagaimana kalau aku tidak dapat mengerjakannya?”. Beliau berkata: “Kamu membantu orang yang terlantar atau orang bodoh yang tak mempunyai ketrampilan”. Aku berkata lagi: “Bagaimana kalau aku tidak dapat mengerjakannya?” beliau berkata:”Kamu hindari manusia dari keburukan karena yang demikian berarti shodaqah yang kamu lakukan untuk dirimu sendiri.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab ke-49 kitab membebaskan Hamba Sahaya bab ke-2 Bab membebaskan hamba sahaya yang bagaimanakah yang paling utama).

عَنْ عَبْدِ اللّهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ ص.م قَالَ : سَألْتُ النَّبِيَّ ص.م. أَيُّ الْعَمَلِ أحَبُّ إِلَى اللّهِ؟ قَالَ الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، قَالَ : ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللّهِ قَالَ حَدَّثَنِي بِهِنَّ وَلَوِاسْتَرَدْتُهُ لَزَادَنِيز (أخرجه البخاري في: ۹- كتاب مواقيت الصلاة : ۵- باب أفضل الصلاة لوقتها)

Dari Abdullah bin Mas’ud ra. Ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW: “Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah?” Beliau menjawab: “Sholat pada waktunya.” Abdullah bertanya lagi: “Kemudian apalagi?” Beliau menjawab: “Berbakti kepada kedua orang tua.” Abdullah bertanya lagi: “Kemudian apalagi?” Beliau menjawab: “Jihad fi sabilillah.” Abdullah berkata: “Beliau sampaikan semua itu, sekiranya aku minta tambah, niscaya beliau akan menambahkannya untukku.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab ke-9 kitab waktu-waktu shalat, bab ke-5 bab keutamaan sholat pada waktunya).[14]



IV.  KESIMPULAN
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, amal diartikan sebagai perbuatan (baik atau buruk).[15] Kata amal artinya pekerjaan. Dalam bahasa Arab kata amal dipakai untuk semua bentuk pekerjaan. Tidak seperti anggapan sebagian masyarakat Muslim, yang mengembalikan kata amal dengan kata ibadah dan memahaminya sebatas kegiatan ritual seperti pergi ke masjid, membaca Alquran, shalat, puasa, haji, zakat, sedekah, dan sebagainya.
Dalam Alquran, kata amal terbagi kepada 'amalus-shalih (pekerjaan baik) dan 'amalun ghairus-shalih (pekerjaan yang tidak baik). 'Amalun ghairus-shalih disebut pula dengan 'amalus-sayyi-ah (amal salah), termasuk pula ke dalam kategori ini 'amalus-syaithan (pekerjaan setan) dan 'amalus-mufsidin (pekerjaan pelaku kebinasaan). Umat Islam diperintah melakukan 'amalus-shalih dan wajib menjauhi‘amalus-sayyi-ah
Amal saleh atau khoir al-Aml yaitu mengerjakan suatu perbuatan yang baik, dengan niat karena Allah dan hanya mengharakan ridha- Nya. Amal saleh termasuk perintah Allah karena dengan beramal saleh maka akan tercipta kehidupan yang tentram dan bahagia. Amal saleh adalah perbuatan atau sikap yang harus di miliki oleh setiap muslim.
        Kriteria amal-amal baik yang wajib dimiliki oleh setiap muslim adalah:
1.     Bertakwa Kepada Allah
2.     Birrul Walidain (patuh terhadap orang tua)
3.     Berbuat baik kepada sesama manusia.

V.    PENUTUP
        Demikian makalah yang kami susun. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis membutuhkan sumbangsih kritik maupun saran yang konstruktif demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah keilmuan dan pengetahuan  kita. Amin.



[1] Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis. (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Hlm. 12.
[2] Teungku Muhammad Hasbi Ash shiddieqy. Mutiara Hadits. (Semarang, Rizki Putra,2002).  Hlm.3
[3] http://bukuriau.com/amal-shaleh-dan-karakteristiknya.html
[4] http://pakkis-stainbye.blogspot.com/2009/01/pengertian-amal-dan-ibadah.html
[5] Sayyid Quthb. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. (Jakarta: Gema Insani Press, 2004). Hlm. 76.
[6] https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=458118847592934&id=457738980964254
[7] http://ridhowaldi.blogspot.com/2012/11/amal-saleh.html
[8] Rafi’udin. Amal-amal Sorga. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002). Hlm. 37
[9] Imam Nawawi. Terjemah Riyadhus Shalihin. (Jakarta: Pustaka Amani,1999). Hlm. 50
[10] Rafi’udin. Amal-amal Sorga. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002). Hlm. 98­-99             
[11] Imam Nawawi. Terjemah Riyadhus Shalihin. (Jakarta: Pustaka Amani,1999). Hlm. 226
[12] Salim Bahreisy. Riyadhus Shalihin. (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987). Hlm. 279
[13]Salim Bahreisy. Riyadhus Shalihin. (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987). Hlm. 439
[14] Muhammad Fuad Abdul Baqi. Terjemah Al-Lu’lu’ wal Marjan. (Semarang: Pustaka Nuun, 2012). Hlm. 14-15.
[15] http://bukuriau.com/amal-shaleh-dan-karakteristiknya.html
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar