Selasa, 17 Juni 2014

Makalah psikologi pendidikan



KONSEP MOTIVASI, MINAT DAN BAKAT DALAM PEMBELAJARAN
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dra. Ani Hidayati, M.Pd.



Disusun Oleh :
                                         Rahma Komala Prihantika     (133111040)
     Imam Mughnil Anam             (133311019)
Bidhayatul Hidayah              (133311033)
 M. Adib Af’al                       (133311034)
Irrodhatus Salamah                (133311035)
     Durrotun Nafisah                    (133311036)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH & KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014



      I.          PENDAHULUAN
Lembaga Pendidikan dalam era multikultural sekarang ini, tentu memiliki peserta didik dari berbagai kalangan dengan bakat dan minat yang berbeda satu sama lain. Keadaan ini secara tidak langsung telah mendorong lembaga pendidikan memiliki respon yang baik terhadap peserta didik yang ada. Lembaga pendidikan dituntut mampu mengadopsi seluruh kebutuhan peserta didik dengan latar belakang bakat dan minat yang berbeda.
Untuk menjawab tantangan tersebut, lembaga pendidikan semestinya memiliki kebijakan yang berpihak kepada peserta didik, terutama dalam mengembangkan bakat yang mereka bawa dan minat yang perlu dikemas. Upaya tersebut,  salah satunya dapat diterapkan dalam proses pembelajaran sebagai media utama pengembangan bakat dan minat.
Dalam proses pembelajaran, guru sebagai fasilitator semestinya memiliki kepekaan yang kuat pada bakat dan minat peserta didiknya. Dengan mengetahui bakat dan minat peserta didik sebenarnya guru telah menemukan salah satu faktor yang dapat mendorong peserta didik tersebut sampai pada tujuan belajarnya.
Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai bakat dan minat peserta didik, sebagai salah satu karakteristik peserta didik dalam sebuah lembaga pendidikan, yang dapat dikembangkan dan dikemas sedemikian rupa oleh lembaga pendidikan dalam upaya mengantarkan peserta didik pada kompetensi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

    II.          RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian dan konsep motivasi?
B.    Apa pengertian minat?
C.    Bagaimana cara menumbuhkan minat dalam belajar?
D.    Apa pengertian bakat?
E.     Bagaimana cara meningkatkan bakat?
F.     Bagaimana konsep antara motivasi, minat, dan bakat dalam belajar?

  III.          PEMBAHASAN
A.    Pengertian motivasi
Istilah motivasi baru digunakan sejak awal abad ke-20. Selama beratus-ratus tahun, manusia dipandang sebagai mahluk rasional dan intelektual yang memilih tujuan dan menentukan sederet perbuatan secara bebas. Nalarlah yang menentukan apa yang dilakukan manusia. Manusia bebas untuk memilih, dengan pilihan yang ada baik atau buruk, tergantung pada intelegensi dan pendidikan individu, oleh karenanya manusia bertanggung jawab penuh terhadap setiap perilakunya.
Konsep motivasi terinspirasi dari kesadaran para pakar ilmu, terutama pakar filsafat, bahwa tidak semua tingkah laku manusia dikendalikan oleh akal, akan tetapi tidak banyak perbuatan manusia yang dilakukan diluar kontrol manusia. Sehingga lahirlah sebuah pendapat, bahwa manusia disamping sebagai mahluk rasionalistik, ia juga sebagai mahluk yang mekanistik, yaitu mahluk yang digerakkan oleh sesuatu diluar nalar yang biasanya disebut naluri atau insting.
Sehubungan dengan itu, dalam mendefinisikan konsep motivasi ini terdapat kesulitan, karena motivasi masih merupakan suatu konsep yang masih kontroversial. Konsep motivasi semakin sulit didefinisikan, ketika dalam pembahasan psikologi terdapat istilah motif yang dalam penggunaannya terkadang berbeda dalam istilah motivasi. Dan kadang-kadang motif dan motivasi itu digunakan secara bersamaan dan dalam makna yang sama, hal ini disebabkan karena pengertian motif dan motivasi keduanya sukar dibedakan secara tegas.
Motif juga bisa disebut sesuatu yang ada dalam diri seseorang, yang mendorong orang tersebut untuk bersikap dan bertindak guna mencapai tujuan tertentu. Motif dapat berupa kebutuhan dan cita-cita. Motif ini merupakan tahap awal dari proses motivasi, sehingga motif baru merupakan suatu kondisi intern atau disposisi (kesiapsiagaan). Dengan demikian, motif dapat juga dikatakan sebagai keadaan diri individu yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan yang ditentukan sendiri.
Motif terbagi menjadi 3 jenis:
1. Motif biologis adalah dorongan-dorongan yang berada dalam diri individu untuk memenuhi keseimbangan biologis.
2. Motif sosiologis adalah dimaksudkan sebagai motif seseorang agar dapat diterima dan berhubungan dengan orang lain (mampu bersosialisasi)
3. Motif pertumbuhan adalah motif yang terkait dengan dasar-dasar pengarahan perilaku untuk meraih keterampilan dan pengetahuan bagi pengembangan potensi individualnya. [1]

Sartain menggunakan kata motivasi dan drive untuk pengertian yang sama. Ia mengatakan: pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan (goal) adalah yang menentukan atau membatasi tingkah laku organisme itu. jika kita tekankan ialah faktanya atau objeknya, yang menarik organisme itu, maka kita pergunakan istilah “perangsang” (incentive).[2]
       Apabila suatu kebutuhan dirasakan mendesak untuk dipenuhi, maka motif dan daya penggerak menjadi aktif. Motif yang telah menjadi aktif inilah yang disebut sebagai motivasi. Maka motivasi dapat didefinisikan dengan segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan.
  Menurut M. Utsman Najati, motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada mahluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu.
Motivasi meiliki tiga komponen pokok yaitu:
a.   Menggerakkan. Dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada individu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan.
b.   Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.
c.   Menopang. Artinya, motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.[3]
B.    Pengertian minat
Minat selama ini hanya dikenal dengan sebuah keinginan yang dimiliki oleh seseorang, sehingga antara satu dengan yang lain mempunyai perbedaan dalam keinginannya. Terlepas dari anggapan tersebut, minat siswa belajar merupakan bagian penting yang perlu dikaji dalam sebuah lembaga atau sekolah, karena tidak ada sekolah tanpa proses pembelajaran, sehingga minat siswa belajar adalah kunci tercapainya visi dan misi sekolah.
Minat mempunyai peranan penting bila dikaitkan dalam lembaga dan kurikulum pembelajarannya, karena minat mempunyai kecenderungan pada siswa untuk aktif dan respon terhadap sasarannya. Apabila sebuah kurikulum pembelajaran sekolah sudah tidak diminati, maka siswa akan cenderung pasif  dan tidak memperdulikan segala usaha yang telah dilakukan oleh sekolah tersebut, sebalikanya jika kurikulum yang dilaksanakan diminati oleh siswa, maka siswa akan cenderung melakukan kegiatan yang berguna dan berjalan sesuai apa yang diharapkan oleh sekolah.
Minat secara bahasa diartikan dengan kesukaan, kecenderungan hati terhadap suatu keinginan. Sedangkan arti minat menurut istilah diartikan oleh sebagian tokoh sebagai berikut : Menurut Slamito, minat adalah  suatu perasaan cenderung lebih cenderung atau suka kepada sesuatu hak atau aktifitas tanpa ada yang menyurut. Menurut Mahfud Shalahuddin, mengemukakan minat secara sederhana, minat adalah perhatian yang mengandung unsur- unsur perasaan. Andi Mappiare berpendapat bahwa, minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka takut atau kecenderungan- kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Dari pemaparan mengenai definisi-definisi minat diatas dapat disimpulkan bahwa, minat adalah gejala psikis yang muncul dalam diri seseorang dan direalisasikan dengan perasaan senang dan menimbulkan perhatian yang khusus terhadap sasaran, sehingga seseorang cenderung berupaya untuk mencapai sasaran tersebut. Jadi untuk melihat reaksi dari gejala psikis tersebut dapat  di pastikan dari sikap, prilaku, atau motivasi yang dimiliki oleh seseorang dalam beraktifitas.
C.    Cara menumbuhkan minat dalam belajar
Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik, karena itu guru berkewajiban untuk menumbuhkan minat belajar siswanya. Yang dapat dilakukan guru adalah sebagai berikut:
1.  Memahami kebutuhan anak didik dan berupaya melayani kebutuhan mereka.
2.  Jangan memaksa anak didik untuk tunduk pada kemauan guru.
      3. Memberikan informasi pada anak didik mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu.
4.  Menjelaskan kegunaan materi pelajaran untuk masa yang akan datang.
5.  Menghubungkan materi pelajaran dengan peristiwa yang kontektual

Minat yang muncul dalam pikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga munculnya minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Faktor tersebut diantaraya: faktor individu dan sosial.
1.      Faktor individu
Merupakan pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami, misalnya diakibatkan karena ; kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan sifat pribadi. Setiap individu mempunyai tingkat kematangan serta kecerdasan yang berbeda sehingga minat yang muncul juga tidak sama antara individu satu dengan yang lain. Misalnya, seseorang yang mempunyai kecerdasan dibidang mata pelajaran ekonomi maka akan cenderung melakukan aktifitas dibidang kerja atau koperasi. Sebaliknya sesorang yang mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan cenderung melakukan aktivitas di sawah atau tambak.
2.      Faktor sosial
Merupakan pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya diakibatkan karena kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi sosial. Minat yang dipengaruhi oleh faktor sosial misalnya; ketika siswa hidup dalam masyarakat yang kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritas petani padi), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya, sebaliknya jika kesehariannya bersentuhan dengan ikan (mayoritar pekerja tambak), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal lebih dalam mengenai perikanan.

  Jadi, Peran minat sangat besar jika dikaitkan dalam pelaksanaan pembelajaran, karena dengan adanya minat siswa untuk belajar, proses pembelajaran akan dapat efektif. Jika murid telah berminat dalam kegiatan belajar mengajar, maka hampir dapat dipastikan proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan hasil belajar juga optimal.[4]


D.    Pengertian bakat
Menurut warren dalam bukunya yang berjudul “dictionaryn of psychology”, bahwa “bakat (aptitude) dapat di definisikan sebagai suatu kondisi atau disposisi-disposisi tertentu yang menggejala pada kecakapan seseorang untuk memperoleh dengan melalui latihan satu atau beberapa pengetahuan keahlian atau suatu respon seperti kecakapan untuk berbahasa, musik dan sebagainya”. (Blum and Balinsky, 1971, hlm. 174).
Menurut Crow and Crow dalam bukunya “general psychology”, bahwa : “bakat (aptitude) adalah suatu kualitas yang nampak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu seperti musik, seni mengarang, kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin, atau keahlian-keahlian lainnya”. (Crow and Crow, 1973, hlm. 129).[5]
Menurut Prof. Dr. Soegarda Poerbakawatja bakat adalah benih dari suatu sifat yang baru akan tampak nyata jika ia mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang.[6]
Dari ketiga definisi tersebut di atas, dapat kita simpulkan bahwa bakat itu adalah merupakan suatu disposisi. Disposisi itu dapat berkembang tetapi mungkin pula tidak berkembang. Hal ini tergantung kepada latihan atau pendidikan yang cukup memadai, maka disposisi itu akan berkembang menjadi suatu kecakapan nyata. Tetapi apabila tidak mendapat latihan atau pendidikan yang baik maka disposisi yang ada itu tidak akan berkembang sebagaimana mestinya. Disposisi yang tidak mempunyai kesempatan berkembang ini biasanya disebut sebagai bakat yang terpendam.
Bakat tersebut mempunyai kualitas tertentu. Pada manusia yang normal terdapat sejumlah jenis bakat khusus yang berbeda-beda kualitasnya. Ada kualitas bakat yang rendah dan ada kualitas bakat yang tinggi. Apabila semua jenis bakat yang ada pada seseorang mempunyai kualitas yang tinggi, maka orang tersebut merupakan orang yang ahli dalam semua bidang. Sebaliknya apabila semua jenis bakat yang ada pada seseorang berkualitas rendah, maka orang tersebut akan bodoh dalam segala bidang. [7]

E.     Cara meningkatkan bakat
1.   Perlu Keberanian
Keberanian membuat peserta didik mampu menghadapi tantangan atau hambatan, baik yang bersifat fisik dan psikis maupun kendala-kendala sosial atau yang lainnya. Keberanian membuat peserta didik mampu melihat jalan keluar berhadapan dengan berbagai kendala yang ada, dan bukan sebaliknya, membuat peserta didik takut dan melarikan diri secara tidak bertanggung jawab.
2.   Perlu didukung Latihan
Latihan adalah kunci dari keberhasilan. Latihan disini bukan saja dari segi kuantitasnya tetapi juga dari segi motivasi yang menggerakkan setiap usaha yang kelihatan secara fisik.
3.  Perlu didukung Lingkungan
Lingkungan disini tentu dalam arti yang sangat luas, termasuk manusia, fasilitas, biaya dan kondisi sosial lainnya., yang turut berperan dalam usaha pengembangan bakat dan minat.
4. Perlu memahami hambatan-hambatan pengembangan bakat dan cara mengatasinya.
Disini sekali lagi kita perlu mengidentifikasi dengan baik kendala-kendala yang ada, peserta didik kategorikan mana yang mudah diatasi dan mana yang sulit. Kemudian mulai peserta didik memikirkan jalan keluarnya.[8]
F.     Konsep motivasi, minat dan bakat dalam belajar
Langkah pertama untuk mengetahui bakat anak adalah dengan Tes bakat, tes ini bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang di berbagai minatnya di bidang-bidang tertentu, untuk kemudian merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan atau pekerjaan melelui tes bakat akan diperoleh gambaran mengenai berbagai bidan kemampuan dan minat seseorang. Setiap orang mempunyai bakat-bakat tertentu, masing-masing dalam bidang dan derajat yang berbeda-beda. Guru, orang tua, pembimbing perlu mengenal bakat anak-anaknya sehingga dapat memberikan pendidikan dan menyediakan pengalaman sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua, guru, atau lingkungan terdekat anak untuk mengembangkan bakat dan minat adalah:
1.     Sejak usia dini cermati berbagai kelebihan, keterampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak.
2.     Bantu anak dalam meyakini dan focus pada kelebihan dirinya.
3.     Kembangkan konsep diri positif pada anak.
4.     Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan serta pengalaman di berbagai bidang.
5.     Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar dan menekuni bidang-bidang yang menjadi kelebihannya.
6.     Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih kemampuannya.
7.     Stimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat yang lain. 
8.     Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
9.     Sediakan fasilitas atau sarana untuk mengembangkan bakat anak.
10.  Dukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
11.  Jalin hubungan baik antara orang tua, guru dengan anak. [9]

  IV.          KESIMPULAN
Menurut M. Utsman Najati, motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada mahluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu.
Motivasi memiliki tiga kompenen pokok yaitu:
a.  Menggerakkan
b.  Mengarahkan
c.  Menopang
Minat adalah gejala psikis yang muncul dalam diri seseorang dan direalisasikan dengan perasaan senang dan menimbulkan perhatian yang khusus terhadap sasaran, sehingga seseorang cenderung berupaya untuk mencapai sasaran tersebut. Jadi untuk melihat reaksi dari gejala psikis tersebut dapat  di pastikan dari sikap, prilaku, atau motivasi yang dimiliki oleh seseorang dalam beraktifitas. Peran minat sangat besar jika dikaitkan dalam pelaksanaan pembelajaran, karena dengan adanya minat siswa untuk belajar, proses pembelajaran akan dapat efektif.
Bakat adalah merupakan suatu disposisi. Disposisi itu dapat berkembang tetapi mungkin pula tidak berkembang. Hal ini tergantung kepada latihan atau pendidikan yang cukup memadai, maka disposisi itu akan berkembang menjadi suatu kecakapan nyata. Tetapi apabila tidak mendapat latihan atau pendidikan yang baik maka disposisi yang ada itu tidak akan berkembang sebagaimana mestinya. Disposisi yang tidak mempunyai kesempatan berkembang ini biasanya disebut sebagai bakat yang terpendam.

    V.          PENUTUP
Demikian makalah yang kami buat. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan karena keberbatasan pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi. Kami berharap bagi pembaca dapat berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun, demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, amin.





[1] Abdul Rahman Shaleh, Psikologi suatu pengantar dalam perspektif islam, Jakarta: Kencana, 2009, hlm.178-182
[2] M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Penerbit Remadja  Karya CV, 1984,  hlm. 65
[3] Abdul Rahman Shaleh, Psikologi suatu pengantar dalam perspektif islam,  hlm. 183
[4] http://malinemas.blogspot.com/2012/01/bakat-minat-dan-motivasi-siswa-dalam.html
[5] Wayan Nurkancana, Pemahaman Individu, Surabaya: Usaha Nasional, 1993, hlm. 191
[6] Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2001, hlm. 140
[7] Wayan Nurkancana, Pemahaman Individu, hlm. 192
[8] http://minartirahayu.blogspot.com/2013/03/pengertian-bakat-dan-minat.html
[9] http://forum.upi.edu/index.php?topic=16244.0

                                                            DAFTAR PUSTAKA

Mustaqim.  Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2001.
Nurkancana, Wayan. Pemahaman Individu. Surabaya: Usaha Nasional. 1993.
Purwanto,  M.Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Penerbit Remadja  Karya CV. 1984.
Shaleh, Abdul Rahman. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana. 2009.
http://forum.upi.edu/index.php?topic=16244.0
http://malinemas.blogspot.com/2012/01/bakat-minat-dan-motivasi-siswa-dalam.html.