Khoirul al-Aml
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Hadits
Dosen Pengampu : Titik Rahmawati,
M.Ag

Disusun Oleh :
Indana Zulfa (133311029)
Durrotun Nafisah (133311036)
Prahesti Ainun
Najmi (133311039)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
I. PENDAHULUAN
Banyak orang mengartikan amal adalah semua perbuatan yang
baik, namun yang sebenarnya arti dari amal adalah perbuatan yang baik maupun
buruk. Banyak orang yang mengartikan dan memahaminya bahwa
amal adalah perbuatan yang baik yang dilakukan oleh manusia dan amal itu berupa
sholat, zakat, puasa, dan haji. Ini merupakan pemahaman yang sangat tidak
sesuai dengan arti yang sebenarnya dari amal itu sendiri. Amal bukan lah
perbuatan baik yang hanya dilakukan manusia terhadap Allah semata, melainkan
cakupannya lebih luas dari itu. Amal juga perbuatan yang baik maupun buruk yang
dilakukan manusia terhadap sesama manusia pula.
Dengan
adanya masalah ini, pemakalah akan mencoba memaparkan apa itu amal dan kriteria
amal itu seperti apa saja, sehingga dengan adanya penjelasan dari pemakalah
agar dapat mengubah pemikiran mengenai amal yang selama ini sangat melenceng
dari makna yang sebenarnya.
II. RUMUSAN
MASALAH
A. Apa
pengertian dari khoirul al-Aml?
B. Apa saja kriteria dan
penerapan dari khairul al-Aml yang wajib dimiliki muslim?
C. Apa
saja keutamaan amal ?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Amal
Nama khoir berasal dari Arab (Islam), dengan huruf awal K
dan terdiri atas 5 huruf. Kata khoir memiliki pengertian kebaikan.[1]
A’mal,
adalah jamak dari kata ‘amal. Sudah dijelaskan, bahwasanya lafal jamak yang
ber-al (beradat takrif), dipandang memfaedahkan hashr. Maka makna ‘amal, ialah
gerakan dari tubuh seluruhnya atau sebagainya. Masuk ke dalam perkataan ‘amal gurisan
hati. Karena itu, diartikanlah ‘amal dengan : “Mewujudkan sesuatu pekerjaan, baik
ucapan, baik perbuatan anggota, ataupun perbuatan hati. ”Perbuatan anggota
tubuh, bukan anggota hati, seperti niat.”[2]
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, amal diartikan sebagai perbuatan (baik atau
buruk).[3]
Kata amal artinya pekerjaan. Dalam bahasa Arab kata amal dipakai untuk semua
bentuk pekerjaan. Tidak seperti anggapan sebagian masyarakat Muslim, yang
mengembalikan kata amal dengan kata ibadah dan memahaminya sebatas kegiatan
ritual seperti pergi ke masjid, membaca Alquran, shalat, puasa, haji, zakat,
sedekah, dan sebagainya.
Dalam
Alquran, kata amal terbagi kepada 'amalus-shalih (pekerjaan baik) dan 'amalun
ghairus-shalih (pekerjaan yang tidak baik). 'Amalun ghairus-shalih disebut pula
dengan 'amalus-sayyi-ah (amal salah), termasuk pula ke dalam kategori ini
'amalus-syaithan (pekerjaan setan) dan 'amalus-mufsidin (pekerjaan pelaku
kebinasaan). Umat Islam diperintah melakukan 'amalus-shalih dan wajib
menjauhi‘amalus-sayyi-ah.[4]
Allah
SAW berfirman:
`tB
uä!%y`
ÏpoY|¡ysø9$$Î/
¼ã&s#sù
׎öyz
$pk÷]ÏiB
( `tBur
uä!$y_
Ïpy¥ÍhŠ¡¡9$$Î/
Ÿxsù
“t“øgä†
šúïÏ%©!$#
(#qè=ÏHxå
ÏN$t«ÍhŠ¡¡9$#
žwÎ)
$tB
(#qçR%x.
šcqè=yJ÷ètƒ
ÇÑÍÈ
Barangsiapa yang datang dengan (membawa)
kebaikan, Maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan
Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, Maka tidaklah diberi
pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan
(seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. Al-Qashash: 84).[5]
Amal
saleh atau khoir al-Aml yaitu
mengerjakan suatu perbuatan yang baik, dengan niat karena Allah dan hanya
mengharakan ridha- Nya. Amal saleh termasuk perintah Allah karena dengan
beramal saleh maka akan tercipta kehidupan yang tentram dan bahagia. Amal saleh
adalah perbuatan atau sikap yang harus di miliki oleh setiap muslim.[6]
Amal shaleh maksudnya adalah
berusaha melakukan perbuatan baik, berupaya membantu saudaranya yang ditimpa musibah dan
meringankan persoalan yang terjadi. Amal shaleh adalah melakukan pekerjaan baik
yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain berdasarkan ikhlas karena
Allah semata.[7]
Contoh
hadist mengenai amal shaleh adalah
sebagai berikut:
عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ اْلجُهَنِّىِ رَضِىَ اللَّهُ
عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ فَطَّرَ
صَا ئِماً كَانَ لَهُ مِثْلُ اَجْرِهِ غَيْرَ اَنَّهُ لاَ يَنْقُضُ مِنْ اَجْرِ
الصّا ئِمِ شَئٌ (رواه الترمذى)
Dari Zaid bin
Khalid al-Juhanny ra. Dari Nabi SAW. Beliau bersabda: “Barang siapa yang
memberi buka orang yang berpuasa, maka ia memperoleh pahala seperti pahala
orang yang berpuasa itu dengan tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang
berpuasa itu”. (HR. Turmudzi).
Memberi buka orang yang berpuasa adalah merupakan
suatu keberuntungan yang besar bagi siapa saja yang mau memberikan sekedar
makanan atau minuman untuk berbuka orang yang berpuasa. Ia akan memperoleh
pahala seperti pahala orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikit pun dari
pahalanya itu, disamping para malaikat juga ikut mendoakan.[8]
B.
Kriteria amal-amal baik yang wajib dimiliki oleh setiap
muslim adalah sebagai berikut:
Berikut Amal saleh yang
wajib di miliki oleh setiap orang muslim :
1.
Bertakwa Kepada
Allah
Bertakwa adalah
menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Hal ini
seperti yang di jelaskan Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 197, " Berbekal
lah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa".
Berikut adalah
ciri-ciri dari orang yang bertaqwa antara lain:
a. Sabar dalam
menghadapi segala cobaan dari Allah.
وَ عَنْ اَبىِ يَحْيَ صُهَيْبِ بْنِ سِنَا نٍ رَضِيَ ا
للَّهُ عْنْهٌ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّهُ ص.م عَجَبًا ِلاَمْرِ المُؤْمِنِ
اِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَ لَيْسَ ذَلِكَ ِلأَ حَدٍ اِ لاَّ لِلمُؤْ
مِنِ إِ نْ اَصَا بَتْهُ سَرَّا ءُ شَكَرَ فَكَا نَ خَيْرًالَهُ ، وَإِنْ اَصَا
بَتْهُ ضَرّاَءُ صَبَرَ فَكَا نَ خيْرًالَهُ (روه ا مسلم )
Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan ra., ia
berkata : Rasulullah SAW. bersabda:“Sangat menajubkan bagi orang mukmin,
apabila segala urusannya sangat baik baginya, dan tidak akan terjadi bagi
seseorang yang beriman, kecuali apabila mendapatkan kesenangan ia bersyukur,
maka yang demikian itu sangat baik, dan apabila ia tertimpa kesusahan ia sabar,
maka yang demikian itu sangat baik baginya”. (HR. Muslim)[9]
b. Istiqomah di jalan-Nya.
عَنْ اَبِى عَمْرٍو وَقِيْلَ اَبِى عَمْرَةَ سُفْيَانَ
بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللَّهِز
قُلْ لِى فِى اْلاِسْلاَمِ قَوْلاً لاَاَسْاَلُ عَنْهُ اَحَدًا غَيْرَكَ قَا لَ :
قُلْ : اَ مَنْتُ بِا للّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ. (روه امسلم)
Dari Abu Amr,
ada yang mengatakan Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdullah ra. Berkata: “Aku berkata
kepada Rasulullah: “Ya Rasulallah, ajarkan kepada ku satu ucapan yang mencakup
tentang Islam, yang mana aku tidak akan bisa menanyakan kepada selain Engkau”.
Beliau menjawab: “Katakanlah aku beriman kepada Allah, lalu teguhlah kamu dalam
pendirian mu itu”. (HR. Muslim)[10]
c.
Memegang amanah dan menepati janji.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللّهُ عَنْهُ : أَنَّ
رَسُوْلَ اللّهِ ص.م قَالَ : اَيَةُ اْلمُنَافِقِ ثَلاَثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ،
وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَاِذَا اٌؤْمِنَ خَانَ. متفق عليه. وَفىِ رِوَايَةٍ :
وَإِنْ صَامَ وَصلىَّ وَزَعَمَ أنَّهُ مٌسْلِم.
Dari Abu
Hurairah ra. Ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda : “ tanda-tanda orang munafik
itu ada tiga yaitu : apabila berkata ia berdusta, apabila berjanji ia
mengingkari dan bila dipercaya ia berkhianat.” (HR. Bukhori dan Muslim)[11]
2.
Birrul Walidain
(patuh terhadap orang tua)
وَعَنْ
أَبِى عَبْدِ الرَّحْمَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ
قَا لَ : سَأَلْتُ النَّبِىَ ص.م أَىُّ اْلعَمَلِ أَحَبُّ إِلىَ اللَّهِ (تَعَلىَ)
؟ قَالَ : الصّلاَةُ عَلىَ وَقْتِهَا ، قُلْتُ : ثُمَّ أَىُّ ؟ قَالَ :
بِرُّالوَالِدَيْنِ ، قُلْتُ : ثُمَّ أَىُّ ؟ قَالَ : اْلجِهَا دُ فِى سَبِيْلِ
اللّهِ. متفق عليه.
Abdullah bin Mas’ud ra. Berkata: Saya
bertanya pada Rasulullah SAW: Apakah amal perbuatan yang lebih disukai oleh
Allah? Nabi: berbakti pada kedua ayah bunda. Saya bertanya, kemudian apalagi?
Jawabnya: jihad (berjuang dalam jalan Allah atau untuk agama Allah). (Bukhari
Muslim).[12]
3. Berbuat
baik kepada sesama manusia
وَعَنْ
أَبِى مُوسىَ الأَشْعَرِىِّ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
ص.م : إِنَّ اْلأَشعَرِ يِّيْن إِذَا أَرْمَلُوا فِى اْلغَزْوِ أَوْ قَلَّ طَعَا
مَ عِيَا لِهِمْ بِا لمَدِيْنَةِ جَمَعٌوا مَاكَا نَ عِنْدَهُمْ فىِ ثَوْبٍ
وَاحِدٍ ثُمَّ ا قْتَسَمُوهُ بَيْنَهُمْ فِى إِنَا ءٍ وَاحِدٍا بِالسَّوِيَّةِ
فَهُمْ مِنّى وَأَنَا مِنهُمْ. متّفق عليه.
Abu Musa ra. Berkata : Rasulullah SAW. bersabda
: sesungguhnya kaum Asy’ary apabila persediaan mereka dalam peperangan hampir
habis atau makanan bagi keluarga mereka sudah berkurang, segera mereka
mengumpulkan semua persediaan dan sisa-sisa makanan itu dalam satu kain
kemudian membagi di antara mereka sama rata. Merekalah dari golonganku dan saya
dari golongan mereka. (Bukhori, Muslim).[13]
C.
Keutamaan
Amal
عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ ص.م أَنَّ رَسُوْلَ اللّهِ ص.م
سُئِلَ أَيُّ العَمَلِ أَفْضَلُ ؟ فَقَلَ : إِيْمَا نٌ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ
قِيْلَ ثُمَّ مَاذَا ؟ قَالَ : اْلجِهَادُ فِى سَبِيْلِ اللّهِ ، قِيْلَ : ثُمَّ
مَاذَا؟ قَالَ : حَجٌّ مَبرُورٌ. (أخرجه البخاري في :۲ كتاب الإيمان : ۱۸ – باب من
إن الإيمان هو العمل )
Dari Abu
Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw. ditanya tentang islam: “ amal apakah yang
paling utama? Maka Rasulullah SAW. menjawab; “ Iman kepada Allah dan
Rasul-Nya’’. Lalu apa?’’ Beliau menjawab; “ Al-jihad fi sabillilah (berperang
di jalan allah).’’ Lalu di Tanya lagi; Kemudian apa lagi?’’ Jawab beliau
Saw.;’’ Haji mabrur’’. (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab k-2 kitab Iman,
Bab ke-18 bab tentang Orang yang berkata bahwa Iman adalah Amal).
عَنْ أَبي ذَرٍّ ص.م قَالَ : سَأَلْتُ النَّبِيَّ ص.م
أَيُّ العَمَلِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ : إِ يْمَانٌ بِاللّهِ وَجِهَادٌ فِي سَبِيلِه،
قُلْتُ فَأَيُّ الرِّقَا بِ أَفْضَلُ قَالَ أَ عْلاَهَا ثَمَنًا وَاَنْفَسُهَا
عِنْدَ أَهْلِهَا قُلْتُ فَإِنْ لَمْ أَفْعَلْ قَالَ تُعِينُ ضَا يِعًا أَوْ
تَصْنَعُ لِأخْرَقَ قَالَ فَإِنْ لَمْ أَفْعَلْ قَالَ تَدَعُ النّاسَ مِنْ
الشَّرِّ فإِ نَّهَا صَدَقَةٌ بِهَا عَلىَ نَفْسِكَ. (أخرجه البخاري في : ۳۹- كتاب العتق : ۱۸- باب أي الرقاب أفضل )
Dari Abu Dzar
ar. Ia berkata: Aku bertanya kepada Nabi SAW: “Amal apakah yang paling utama?”.
Beliau menjawab: “Iman kepada Allah dan jihad di jalan-Nya”. Kemudian aku
bertanya lagi: “Pembebasan budak manakah yang paling utama?”. Beliau menjawab:
“Yang paling tinggi harganya dan yang paling berharga hati tuannya”. Aku
berkata: “Bagaimana kalau aku tidak dapat mengerjakannya?”. Beliau berkata:
“Kamu membantu orang yang terlantar atau orang bodoh yang tak mempunyai
ketrampilan”. Aku berkata lagi: “Bagaimana kalau aku tidak dapat
mengerjakannya?” beliau berkata:”Kamu hindari manusia dari keburukan karena
yang demikian berarti shodaqah yang kamu lakukan untuk dirimu sendiri.”
(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab ke-49 kitab membebaskan Hamba Sahaya bab
ke-2 Bab membebaskan hamba sahaya yang bagaimanakah yang paling utama).
عَنْ عَبْدِ اللّهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ ص.م قَالَ : سَألْتُ
النَّبِيَّ ص.م. أَيُّ الْعَمَلِ أحَبُّ إِلَى اللّهِ؟ قَالَ الصَّلاَةُ عَلَى
وَقْتِهَا، قَالَ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ، قَالَ : ثُمَّ
أَيُّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللّهِ قَالَ حَدَّثَنِي بِهِنَّ
وَلَوِاسْتَرَدْتُهُ لَزَادَنِيز (أخرجه البخاري في: ۹- كتاب مواقيت الصلاة : ۵-
باب أفضل الصلاة لوقتها)
Dari Abdullah
bin Mas’ud ra. Ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW: “Amal apakah
yang paling dicintai oleh Allah?” Beliau menjawab: “Sholat pada waktunya.”
Abdullah bertanya lagi: “Kemudian apalagi?” Beliau menjawab: “Berbakti kepada
kedua orang tua.” Abdullah bertanya lagi: “Kemudian apalagi?” Beliau menjawab:
“Jihad fi sabilillah.” Abdullah berkata: “Beliau sampaikan semua itu, sekiranya
aku minta tambah, niscaya beliau akan menambahkannya untukku.” (Diriwayatkan
oleh Bukhari dalam kitab ke-9 kitab waktu-waktu shalat, bab ke-5 bab keutamaan
sholat pada waktunya).[14]
IV. KESIMPULAN
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, amal diartikan sebagai perbuatan (baik atau
buruk).[15]
Kata amal artinya pekerjaan. Dalam bahasa Arab kata amal dipakai untuk semua
bentuk pekerjaan. Tidak seperti anggapan sebagian masyarakat Muslim, yang
mengembalikan kata amal dengan kata ibadah dan memahaminya sebatas kegiatan
ritual seperti pergi ke masjid, membaca Alquran, shalat, puasa, haji, zakat,
sedekah, dan sebagainya.
Dalam
Alquran, kata amal terbagi kepada 'amalus-shalih (pekerjaan baik) dan 'amalun
ghairus-shalih (pekerjaan yang tidak baik). 'Amalun ghairus-shalih disebut pula
dengan 'amalus-sayyi-ah (amal salah), termasuk pula ke dalam kategori ini
'amalus-syaithan (pekerjaan setan) dan 'amalus-mufsidin (pekerjaan pelaku
kebinasaan). Umat Islam diperintah melakukan 'amalus-shalih dan wajib menjauhi‘amalus-sayyi-ah
Amal
saleh atau khoir al-Aml yaitu
mengerjakan suatu perbuatan yang baik, dengan niat karena Allah dan hanya
mengharakan ridha- Nya. Amal saleh termasuk perintah Allah karena dengan
beramal saleh maka akan tercipta kehidupan yang tentram dan bahagia. Amal saleh
adalah perbuatan atau sikap yang harus di miliki oleh setiap muslim.
Kriteria amal-amal
baik yang wajib dimiliki oleh setiap muslim adalah:
1.
Bertakwa Kepada
Allah
2.
Birrul Walidain
(patuh terhadap orang tua)
3. Berbuat
baik kepada sesama manusia.
V.
PENUTUP
Demikian makalah yang kami
susun. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis membutuhkan sumbangsih kritik maupun saran yang
konstruktif demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat
dan menambah keilmuan dan pengetahuan kita.
Amin.
[1] Samsul
Nizar. Filsafat Pendidikan Islam
Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis. (Jakarta: Ciputat Pers, 2002).
Hlm. 12.
[3]
http://bukuriau.com/amal-shaleh-dan-karakteristiknya.html
[4]
http://pakkis-stainbye.blogspot.com/2009/01/pengertian-amal-dan-ibadah.html
[5] Sayyid Quthb. Tafsir Fi
Zhilalil Qur’an. (Jakarta: Gema Insani Press, 2004). Hlm. 76.
[6]
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=458118847592934&id=457738980964254
[7]
http://ridhowaldi.blogspot.com/2012/11/amal-saleh.html
[9] Imam Nawawi. Terjemah Riyadhus
Shalihin. (Jakarta: Pustaka Amani,1999). Hlm. 50
[11] Imam Nawawi. Terjemah
Riyadhus Shalihin. (Jakarta: Pustaka Amani,1999). Hlm. 226
[12] Salim Bahreisy. Riyadhus Shalihin.
(Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987). Hlm. 279
[13]Salim Bahreisy. Riyadhus
Shalihin. (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987). Hlm. 439
[14] Muhammad Fuad Abdul Baqi. Terjemah
Al-Lu’lu’ wal Marjan. (Semarang: Pustaka Nuun, 2012). Hlm. 14-15.
[15] http://bukuriau.com/amal-shaleh-dan-karakteristiknya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar